I.PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Suhardjo
et al. (2001) artropoda tanah yang termasuk dalam fauna tanah memiliki beberapa
peran pada ekosistem pertanian, yaitu sebagai pelaku perombakan, pengatur
perombakan dan pemencar mikrob, tranfer energi dan pengaliran mineral,
pengendali komunitas dan populasi mikroflora, bioindikator, dan peningkat
porositas dan aerasi tanah. Sedangkan menurut Lavelle dan Martin
(1992) diacu dalam James (1996) meskipun cacing tanah
diketahui sebagai dekomposer, cacing tanah dapat melindungi bahan organik dari
kehancuran yang lebih lanjut pada sistem tropis yang lembab (scribd.com, 2012).
Sifat
fisik tanah adalah kedalaman efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan tata
udara tanah. Sifat kimia tanah adalah reaksi tanah (pH tanah), KTK, kejenuhan
basa, bahan organik, banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara dan ketersediaan
terhadap
pertumbuhan tanaman. Sifat biologi tanah adalah meliputi
aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan
pengikatan nitrogen udara. Pengaruh
sifat fisik tanah terhadap biologi tanah yaitu jika kelembaban maupun
tata udara tanah baik maka dapat mempertahankan organism tanah. pada sifat kimia tanah pada saat
pemupukan sangat berpengaruh terhadap
biologi tanah yaitu mikroorganisme, dikarenakan penggunaan pupuk
kimia berlebihan dapat membunuh organisme tanah karena ketidakseimbangan hara. Untuk meningkatkan
organisme tanah, sebaiknya penggunaan bahan-bahan kimia harus secara tepat guna
(tidak berlebihan), pupuk sebaiknya diberikan secara bertahap, dan kehidupan
pemangsa-pemangsa (predator) alami harus dibina untuk mengendalikan serangan
hama/serangga tertentu (Malem Mcleod, 2012).
Terdapat
beberapa teknik pengambilan sampel fauna tanah antara lain
yaitu metode random (acak) yaitu suatu cara mengambil anggota sampel tanpa pilih-pilih namu
tetap didasarkan pada suatu aturan atau teknik tertentu, misalnya dengan teknik
undian yaitu memberikan nomor urut kepada masing-masing anggota populasi
kemudian memilih secara undi, teknik ordinal yang memilih secara undi,
denga aturan kelipatan bilangan tertentu. Metode plot (berpetak) adalah suatu metode yang berbentuk
segiempat atau persegi (kuadrat) ataupun lingkaran. Biasanya digunakan untuk
sampling tumbuhan darat, hewan sessile (menetap) atau bergerak lambat seperti
hewan tanah dan hewan meliang. Metode transek (jalur) untuk vegetasi padang rumput
penggunaan metode plot kurang praktis oleh karena itu digunakan metode transek, yang
terdiri dari line intercept (line transect), Belt transect, Strip sensus. Selain itu
juga terdapat terdapat teknik pengambilan sampel fauna tanah cacing tanah dan
makroarthropoda yaitu metode sampling monolit dan hand sorting yaitu metode
yang diadopsi pada prosedur ASB (Swift and Bignell, 2001) yang dimodifikasi,
mempunyai fungsi untuk mengkoleksi cacing tanah dan makroarthropoda. Pada
setiap sistem penggunaan lahan ditentukan antara 1 titik monolit. Pengambilan
contoh monolit dilakukan pada lapisan : (1) seresah, di atas tanah mineral (2)
tanah kedalaman 0-10 cm, (3) tanah kedalaman 10-20 cm, (4) tanah kedalaman
20-30 cm. Metode Pitfall trap (lubang perangkap), yang mempunyai prinsip kerja
adalah menjebak serangga untuk masuk ke dalam botol yang ditanam ke dalam tanah
dan dan sudah diisi dengan air sabun (Fadilah, 2013).
Terdapat
beberapa jenis fauna tanah yang berperan dalam lahan pertanian. Semua
jenis fauna tanah yang ada umumnya sangat mempengaruhi kesuburan tanah bahkan
bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ukuran fauna tanah sangat beragam mulai
dari binatang liar atau binatang peliharaan sampai pada fauna yang berukuran
satu sel seperti protozoa yang
berperan berperan dalam penghancuran seresah
menjadi ukuran yang lebih kecil. Beberapa
jenis fauna tanah antara lain yaitu protozoa yang berperan dalam dekomposisi
bahan organik contohnya yaitu cacing. Jenis arthropoda permukaan tanah memiliki
peranan penting dalam ekosistem
pertanian, arthropoda permukaan tanah berperan dalam jaringan makanan yaitu
sebagai herbivore, karnivor, dan detrivor (Hesteria, 2011).
1.2
Tujuan
Adapun tujuan
praktikum dasar ilmu tanah dengan materi “Populasi
Fauna Tanah pada Lahan Pertanian dan Pengambilan contoh Fauna Tanah Di Lapangan”
yaitu mengenal fauna tanah beserta peranannya pada tanah.
II.
BAHAN DAN METODE
2.1
Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum dasar ilmu tanah materi “Populasi Fauna Tanah pada Lahan Pertanian dan
Pengambilan contoh Fauna Tanah Di Lapangan”
di Laboratorium Budidaya
Pertanian
pada hari jumat tanggal 29 November 2013 pada pukul 09.00 - 10.40 WIB. Sedangkan
di lapangan dari hari sabtu tanggal 30 November 2013 -
hari Kamis tanggal 5
Desember 2013 pada pukul 16.00 WIB-selesai
di Kebun penelitian Jurusan Budidaya Pertanian.
2.2
Bahan dan Alat
Adapun bahan
yang digunakan yaitu air sabun
(menjebak serangga agar tidak bisa keluar),
kertas label (menulis sampel gelas).
Sedangkan alat yang digunakan yaitu
gelas aqua (sebagai wadah air sabun dan tempat untuk
menjebak fauna tanah), penyangga dari kayu (penyangga atap), dan polibek/plastik
(sebagai atap untuk menutupi sampel pengamatan).
2.3
Cara Kerja
a.
Memasukkan air
sabun ke dalam gelas aqua
b. Member label dengan 2 perlakuan (G1 dan G2)
c. Memilih
lokasi yang telah ditentukan.
d. Menggali
lubang sebesar gelas air mineral. Mengatur gelas dalam lubang
sehingga sisinya kelihatan benar-benar rata dengan permukaan tanah. Jika bibir
gelas lebih tinggi, organisme akan berjalan mengelilingi tepi gelas dan tidak
jatuh kedalam.
e. Meratakan
sersahan diatas gelas.
f. Membuat
atap diatas gelas untuk perlindungan air hujan.
g. Biarkan
gelas pada tempat tersebut selama 24 jam/minggu tetapi cek setiap harinya pada pukul 16.00 WIB.
h.
Menghitung fauna yang terperangkap di dalam gelas aqua
menggunakan saringan the setiap harinya selama 1 minggu.
i.
Foto fauna yang ditemukan, kemudian mencatat hasilnya.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan
tabel pengamatan diketahui bahwa terdapat 6 pengamatan fauna tanah menggunakan
bahan air sabun, antara lain yaitu lahan non vegetasi, vegetasi pisang, kebun
kedelai, vegetasi semak, vegetasi rumput gajah, dan vegetasi fauna pada lahan
gambut.
Pada
pengamatan fauna tanah di lahan non vegetasi terdapat 4 jenis fauna yang
terperangkap yaitu semut, belalang, ulat bulu, dan laba-laba. Data tersebut di
jumlahkan rata-ratanya senbagai berikut :
1.
Semut : total rata-rata 26.
2.
Belalang : total rata-rata 0,5.
3.
Ulat bulu : total rata-rata 0,5
4.
Laba-laba : total rata-rata 5,5
Berdasarkan
total rata-rata yang diperoleh fauna yang dominan pada lahan non vegetasi
adalah semut.
Pada
pengamatan fauna tanah di lahan vegetasi pisang
terdapat 5 jenis fauna yang terperangkap yaitu laba-laba, semut, nyamuk,
kutu, dan serangga. Data tersebut di jumlahkan rata-ratanya sebagai berikut :
1.
Laba-laba : total rata-rata 8,5
2.
Semut : total rata-rata 8,5
3.
Nyamuk : total rata-rata 1,5
4.
Kutu : total rata-rata 30,5
5.
Serangga : total rata-rata 0,5
Berdasarkan
total rata-rata yang diperoleh fauna yang dominan pada lahan vegetasi pisang
adalah kutu.
Pada
pengamatan fauna tanah di lahan vegetasi kedelai terdapat 4 jenis fauna yang terperangkap
yaitu kutu, ulat tanah, laba-laba, dan belalang. Data tersebut di jumlahkan
rata-ratanya sebagai berikut :
1.
Kutu : total rata-rata 90
2.
Ulat tanah : total rata-rata 1,5
3.
Laba-laba : total rata-rata 1
4.
Belalang : total rata-rata 0,5
Berdasarkan
total rata-rata yang diperoleh fauna yang dominan pada lahan vegetasi kebun
kedelai adalah kutu.
Pada
pengamatan fauna tanah di lahan vegetasi semak-semak terdapat 5 jenis fauna
yang terperangkap yaitu laba-laba, ulat, kutu, semut, dan siput. Data tersebut
di jumlahkan rata-ratanya sebagai berikut :
1.
Laba-laba : total rata-rata 12,7
2.
Ulat : total rata-rata 1,5
3.
Kutu : total rata-rata 5
4.
Semut : total rata-rata 2,5
5.
Siput : total rata-rata 0,5
Berdasarkan
total rata-rata yang diperoleh fauna yang dominan pada lahan vegetasi
semak-semak adalah laba-laba.
Pada
pengamatan fauna tanah di lahan vegetasi rumput gajah terdapat 4 jenis fauna yang terperangkap
yaitu siput, lintah, ulat tanah, dan lalat buah. Data tersebut di jumlahkan
rata-ratanya sebagai berikut :
1.
siput : total rata-rata 1
2.
lintah : total rata-rata 1,5
3.
ulat tanah : total rata-rata 1
4.
lalat buah : total rata-rata 0,5
Berdasarkan
total rata-rata yang diperoleh fauna yang dominan pada lahan vegetasi rumput
gajah adalah lintah.
Pada
pengamatan fauna tanah di lahan vegetasi lahan gambut terdapat 4 jenis fauna yang terperangkap
yaitu laba-laba, semut, jangkrik, dan kecoa. Data tersebut di jumlahkan
rata-ratanya sebagai berikut :
1.
laba-laba : total rata-rata 7,5
2.
semut : total rata-rata 6
3.
jangkrik : total rata-rata 2
4.
kecoa : total rata-rata 0,5
Berdasarkan total rata-rata yang diperoleh fauna yang dominan
pada lahan vegetasi lahan gambut adalah laba-laba.
Dengan demikian dari beberapa jenis vegetasi
jenis-jenis fauna yang diamati antara lain semut, belalang, ulat bulu,
laba-laba, nyamuk, kutu, serangga ulat tanah, siput, lintah, lalat buah,
jangkrik, dan kecoa. Dari beberapa jenis fauna yang diamati dapat diketahui
bahwa fauna kutu yang paling dominan yang terdapat pada vegetasi kebun kedelai.
Hal tersebut mungkin disebabkan oleh penggunaaan pupuk organik/kandang yang
diberikan pada vegetasi tanaman kedelai, dan banyaknya daun serta bunga pada
kedelai sehingga banyak fauna-fauna kutu yang terdapat.
Dari beberapa jenis fauna yang ditemukan di berbagai
jenis vegetasi yang telah diamati, keuntungan untuk pertanian sepertinya hanya
sedikit. Hal itu, dikarenakan sebagian besar fauna yang ditemukan adalah hama
perusak tanaman seperti pemakan daun, pemakan biji, dan lain-lain. Oleh karena
itu, dari beberapa jenis fauna yang ditemukan merupakan jenis fauna yang
merugikan di sektor pertanian sehingga kurang cocok untuk digunakan sebagai
lahan pertanian.
Terdapat
keuntungan dalam bidang pertanian dari fauna yang ditemukan yaitu semut. Semut
hewan tanah yang berperan penting dalam perombakan bahan organik. Semut memakan
sisa-sisa organisme yang mati dan membusuk. Pada umumnya perombakan bahan-bahan
organik dalam saluran pencernaan dibantu oleh berbagai enzim pencernaan yang
dihasilkan oleh mesenteron dan organisme yang secara tetap bersimbiosis dengan
pencernaannya. Semut
merupakan makrofauna yang mempunyai peran sebagai pendekomposer bahan organik,
predator, dan hama tanaman. Semut juga dapat berperan sebagai ecosystem
engineers yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah dan aerasi tanah.
Kelimpahan semut yang tertinggi biasanya terdapat pada lapisan seresah lebih
tinggi. Hal ini dikarenakan semut lebih menyukai tanah dengan bahan
organik yang tinggi dibandingkan dengan bahan organik yang rendah (Maftu’ah, E.,
Arisoesilaningsih, E. dan Handayanto. E,. 2001).
IV. PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum mengenal fauna tanah dan
peranannya dapat disimpulkan bahwa sebagian besar fauna yang ditemukan adalah
hama perusak tanaman seperti pemakan daun, pemakan biji, dan lain-lain. Oleh
karena itu, dari beberapa jenis fauna yang ditemukan merupakan jenis fauna yang
merugikan di sektor pertanian sehingga kurang cocok untuk digunakan sebagai
lahan pertanian.
Terdapat fauna tanah yang berperan dalam kegiatan
pertanian contohnya cacing yang berperan sebagai decomposer bahan organik dan
dapat melindungi bahan organik dari kehancuran yang lebih
lanjut pada sistem tropis yang lembab. Semut hewan tanah yang berperan penting
dalam perombakan bahan organik. Semut memakan sisa-sisa organisme yang mati dan
membusuk. Pada umumnya perombakan bahan-bahan organik dalam saluran pencernaan
dibantu oleh berbagai enzim pencernaan yang dihasilkan oleh mesenteron dan
organisme yang secara tetap bersimbiosis dengan pencernaannya.
4.2 Saran
Saran yang saya berikan untuk kelanjutan bisa dicoba
menggunakan perlakuan pelarut lainnya untuk pengambilan contoh fauna di
lapangan seperti air soda, air garam, dan aquadest.
DAFTAR PUSTAKA
Aritalitha,
Hesteria.2011. Keanekaragama Arthropoda
Permukaan Tanah Sebagai Indikator Lingkungan. Press: Malang.
Fadilah, 2013. Teknik Pengambilan Sampel Fauna Tanah. (
http://fadilahbiologi.blogspot.com/2013/06/laporan-sampling-fauna-tanah.html) di akses pada tanggal 8
Desember 2013
Lavelle
dan Martin (1992). Peran Cacing. (http://www.scribd.com/doc/71377913/Pengambilan-Sampel-Mikrofauna-Tanah-Dan-Analisisnya). Di akses pada tanggal 8
Desember 2013
Malem
Mcleod, 2012. Organisme di dalam tanah: keuntungan dan pengelolaannya. NSW
Department of Primary Industries, AUSTRALIA
Maftu’ah,
E., Arisoesilaningsih, E. dan Handayanto. E,. 2001. Potensi diversitas
makrofauna tanah sebagai indicator kualitas tanah pada beberapa penggunaan
lahan. Makalah Seminar Nasional Biologi 2. ITS. Surabaya.
Suhardjo et al.
(2001). Peran fauna Tanah. (http://www.scribd.com/doc/71377913/Pengambilan-Sampel-Mikrofauna-Tanah-Dan-Analisisnya). Di akses pada tanggal 8
Desember 2013