Rabu, 14 Mei 2014

Deskripsi Dasar-Dasar Ilmu Tanah


DESKRIPSI DASAR ILMU TANAH
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan menjadi padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas barosilikat, dan gelas leburan silica (wikipedia, 2013). 
Laboratorium merupakan tempat melakukan penelitian dan berbagai percobaan. Dalam penggunaan alat-alat dalam laboratorium tidaklah semudah mempergunakan peralatan rumah tangga, walaupun keduanya memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda. Jika tidak berhati-hati dalam penggunaannya, peralatan laboratorium dapat rusak, hasil penelitian gagal atau kurang memuaskan dan bahkan dapat menyebabkan dampak negatif pada keselamatan diri kita sendiri.
Manfaat mempelajari alat-alat analisis tanah (dibidang pertanian), dapat dilihat dari beberapa fungsi alat-alat yang ada di laboratorium, seperti contoh pH meter berfungsi sebagai alat untuk mengukur pH tanah, sehingga sangat dibutuhkan dibidang pertanian untuk mengetahui kandungan asam yang ada di tanah. Dalam arti umum manfaat alat-alat analisis tanah yaitu menjadi tolak ukur untuk menganalisa tanah yang baik digunakan dibidang pertanian sehingga dapat dimanfaatkan untuk berkelanjutan.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (andiopratama, 2013).  
Pengambilan sampel tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh/tak terusik dan pengambilan contoh tanah tak utuh atau terusik (Agus et.al,2008). Contoh tanah tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat jenis atau berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et.al,2008). Contoh tanah terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008). Selain itu pada contoh tanah terusik juga dapat diamati warna tanah (forester, 2013)

Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori–pori tanah, umumya dinyatakan dalam gram/cm3 (Hardjowigeno, 2003). Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya (Hardjowigeno, 2003).

Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah (Wikipedia, 2013
Jenis-jenis air tanah antara lain yaitu kapasitas lapang, persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Titik layu permanen, kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Air tersedia, merupakan air yang berada diantara kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen (Raffiallghifarry, 2013).
Faktor-faktor mempengaruhi kadar air tanah adalah kadar bahan organik tanah, kedalaman solum atau lapisan tanah, faktor iklim dan tumbuhan, tekstur tanah. faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan permeabilitas tanah (Hanafiah, 2007)

Kolorimeter adalah penentuan pH tanah dengan menggunakan indikator warna seperti kertas lakmus, kertas pH, dan pH Stick. Fungsi dari menggunakan alat dengan metode kolorimeter yaitu untuk mengetahui pH Tanah dengan berdasarkan warna yang diperoleh (Aminiarin, 2013).
pH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH (Aslilah, 2013).

Menurut Suhardjo et al. (2001) artropoda tanah yang termasuk dalam fauna tanah memiliki beberapa peran pada ekosistem pertanian, yaitu sebagai pelaku perombakan, pengatur perombakan dan pemencar mikrob, tranfer energi dan pengaliran mineral, pengendali komunitas dan populasi mikroflora, bioindikator, dan peningkat porositas dan aerasi tanah. Sedangkan menurut Lavelle dan Martin (1992) diacu dalam James (1996) meskipun cacing tanah diketahui sebagai dekomposer, cacing tanah dapat melindungi bahan organik dari kehancuran yang lebih lanjut pada sistem tropis yang lembab (scribd.com, 2012).   
Terdapat beberapa jenis fauna tanah yang berperan dalam lahan pertanian. Semua jenis fauna tanah yang ada umumnya sangat mempengaruhi kesuburan tanah bahkan bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ukuran fauna tanah sangat beragam mulai dari binatang liar atau binatang peliharaan sampai pada fauna yang berukuran satu sel seperti protozoa yang berperan berperan dalam penghancuran seresah menjadi ukuran yang lebih kecil. Beberapa jenis fauna tanah antara lain yaitu protozoa yang berperan dalam dekomposisi bahan organik contohnya yaitu cacing. Jenis arthropoda permukaan tanah memiliki peranan penting  dalam ekosistem pertanian, arthropoda permukaan tanah berperan dalam jaringan makanan yaitu sebagai herbivore, karnivor, dan detrivor (Hesteria, 2011).
 
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar