DESKRIPSI DASAR ILMU TANAH
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari
mencampur bahan-bahan anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan
didinginkan menjadi padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik
yang menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal,
gelas barosilikat, dan gelas leburan silica (wikipedia, 2013).
Laboratorium merupakan tempat melakukan penelitian dan berbagai
percobaan. Dalam penggunaan alat-alat dalam laboratorium tidaklah semudah
mempergunakan peralatan rumah tangga, walaupun keduanya memiliki fungsi yang
tidak jauh berbeda. Jika tidak berhati-hati dalam penggunaannya, peralatan
laboratorium dapat rusak, hasil penelitian gagal atau kurang memuaskan dan bahkan
dapat menyebabkan dampak negatif pada keselamatan diri kita sendiri.
Manfaat mempelajari alat-alat analisis
tanah (dibidang pertanian), dapat dilihat dari beberapa fungsi alat-alat yang
ada di laboratorium, seperti contoh pH meter berfungsi sebagai alat untuk
mengukur pH tanah, sehingga sangat dibutuhkan dibidang pertanian untuk
mengetahui kandungan asam yang ada di tanah. Dalam arti umum manfaat alat-alat
analisis tanah yaitu menjadi tolak ukur untuk menganalisa tanah yang baik
digunakan dibidang pertanian sehingga dapat dimanfaatkan untuk berkelanjutan.
Tanah adalah lapisan
permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara
biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif
dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas
tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (andiopratama, 2013).
Pengambilan sampel tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah
secara utuh/tak terusik dan pengambilan contoh tanah tak utuh atau terusik
(Agus et.al,2008). Contoh tanah tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat jenis
atau berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et.al,2008). Contoh tanah terusik diperlukan untuk penetapan kadar
lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas
kritik, indeks patahan, konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan,
erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008). Selain itu pada
contoh tanah terusik juga dapat diamati warna tanah (forester, 2013)
Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat
tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori–pori tanah, umumya
dinyatakan dalam gram/cm3 (Hardjowigeno, 2003). Bulk density
merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk
density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang
sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral
mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya (Hardjowigeno,
2003).
Kadar air adalah sejumlah air
yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah
(yang disebut juga kelembaban tanah),
bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas
dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total)
hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara
volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah (Wikipedia, 2013
Jenis-jenis air tanah antara lain yaitu kapasitas lapang, persentase
kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan
gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Titik layu permanen, kandungan air
tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah,
sehingga tanaman menjadi layu. Air tersedia, merupakan air yang berada diantara
kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen (Raffiallghifarry, 2013).
Faktor-faktor mempengaruhi kadar air tanah adalah kadar
bahan organik tanah, kedalaman solum atau lapisan tanah, faktor iklim dan
tumbuhan, tekstur tanah. faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah
struktur tanah, pori tanah, dan permeabilitas tanah (Hanafiah, 2007)
Kolorimeter adalah penentuan pH tanah
dengan menggunakan indikator warna seperti kertas lakmus, kertas pH, dan pH
Stick. Fungsi dari menggunakan alat dengan metode kolorimeter yaitu untuk
mengetahui pH Tanah dengan berdasarkan warna yang diperoleh (Aminiarin, 2013).
pH meter adalah alat elektronik yang
digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun
probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah pH
meter khas terdiri dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung
ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH (Aslilah,
2013).
Menurut Suhardjo
et al. (2001) artropoda tanah yang termasuk dalam fauna tanah memiliki beberapa
peran pada ekosistem pertanian, yaitu sebagai pelaku perombakan, pengatur
perombakan dan pemencar mikrob, tranfer energi dan pengaliran mineral,
pengendali komunitas dan populasi mikroflora, bioindikator, dan peningkat
porositas dan aerasi tanah. Sedangkan menurut Lavelle dan Martin
(1992) diacu dalam James (1996) meskipun cacing tanah
diketahui sebagai dekomposer, cacing tanah dapat melindungi bahan organik dari
kehancuran yang lebih lanjut pada sistem tropis yang lembab (scribd.com, 2012).
Terdapat
beberapa jenis fauna tanah yang berperan dalam lahan pertanian. Semua
jenis fauna tanah yang ada umumnya sangat mempengaruhi kesuburan tanah bahkan
bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ukuran fauna tanah sangat beragam mulai
dari binatang liar atau binatang peliharaan sampai pada fauna yang berukuran
satu sel seperti protozoa yang
berperan berperan dalam penghancuran seresah
menjadi ukuran yang lebih kecil. Beberapa
jenis fauna tanah antara lain yaitu protozoa yang berperan dalam dekomposisi
bahan organik contohnya yaitu cacing. Jenis arthropoda permukaan tanah memiliki
peranan penting dalam ekosistem
pertanian, arthropoda permukaan tanah berperan dalam jaringan makanan yaitu
sebagai herbivore, karnivor, dan detrivor (Hesteria, 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar