I.PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat
tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori–pori tanah, umumya
dinyatakan dalam gram/cm3 (Hardjowigeno, 2003). Bulk density
merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk
density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang
sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral
mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya (Hardjowigeno,
2003).
Kadar air adalah sejumlah air
yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah
(yang disebut juga kelembaban tanah),
bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas
dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total)
hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara
volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah (Wikipedia, 2013).
Jenis-jenis air tanah antara lain yaitu kapasitas lapang, persentase
kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan
gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Titik layu permanen, kandungan air
tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah,
sehingga tanaman menjadi layu. Air tersedia, merupakan air yang berada diantara
kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen (Raffiallghifarry, 2013).
Mekanisme air dalam tanah adalah
tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui daun. Unsur C dan O
diambil tanaman dari udara sebagai CO2 melalui stomata daun dalam
proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air tanah (H2O) oleh akar
tanaman. Dalam jumlah sedikit air juga diserap tanaman melalui daun. Penelitian
dengan unsur radioaktif menunjukkan bahwa hanya unsur H dari air yang digunakan
tanaman., sedangkan oksigen dalam air tersebut dibebaskan sebagai gas (Donahue,
Miller, Shickluna, 1997). Unsur-unsur hara lain diserap akar tanaman dari
tanah. Walaupun demikian banyak unsur hara yang bila disemprotkan sebagai
larutan hara dapat diserap tanaman melalui daun. Tanaman menyerap unsur hara
dari dalam tanah umumnya dalam bentuk ion (Foth, H.D., 1994).
Faktor-faktor mempengaruhi kadar air tanah adalah kadar
bahan organik tanah, kedalaman solum atau lapisan tanah, faktor iklim dan
tumbuhan, tekstur tanah. faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah
struktur tanah, pori tanah, dan permeabilitas tanah (Hanafiah, 2007)
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan praktikum dasar ilmu tanah materi “kadar air” yaitu,
1.
Mahasiswa dapat
mengenal alat-alat dan menggunakan alat-alat untuk mengukur bulk density dan
kadar air.
2. Mahasiswa
dapat menghitung bulk density dan kadar air.
II.BAHAN DAN METODE
2.1
Waktu
dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dasar ilmu tanah
pada hari Jum’at 8 Nopember 2013, pukul 09.00-10.40 WIB. Tempat kegiatan
dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya.
2.2
Bahan dan Alat
Bahan dan Alat yang digunakan saat
praktikum yaitu ring sampel (tempat sampel tanah), oven (mengeringkan sampel
tanah), timbangan analitik (menimbang berat sampel tanah), dan jangka sorong
(mengukur tinggi dan diameter ring).
2.3
Cara Kerja
1.
Menimbang ring sampel
kosong, alas cawan petridish, alas seng, dan cawan kecil menggunakan timbangan
analitik, kemudian mengukur tinggi dan diameter ring sampel menggunakan jangka
sorong, mencatat dan memberi kode pada ring tersebut.
2.
Mengambil contoh tanah
dari lapangan dengan menggunakan ring sampel. Pengambilan tanah sesuai prosedur
pengambilan tanah tak terusik/utuh. Menutup kedua permukaan ring dengan menutup
ring/plastik.
3.
Meletakkan pada alas
seng dan alas petridish, kemudian menimbang contoh tanah basah+ring+alas seng/petridish
. Mencatat beratnya.
4.
Mengoven tanah + tabung
dan dialasi dengan seng/petridish selama 48 jam dengan suhu 105oC.
5.
Mengeluarkan ring
sampel + alas seng/petridish dan cawan dari oven dan dinginkan dalam desikator.
Setelah dingin menimbang berat (tanah+ring sampel+alas seng/petridish) dan
cawan (tanah terusik).
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan bulk
density dan kadar air pada tanah alluvial, pasir, dan terusik
No
|
Jenis
Tanah
|
Ring
sampel kosong
|
Berat
Seng/petridish/cawan (g)
|
Berat
tanah+ring+seng/petridish
|
Berat tanah
|
BD
(g.cm-3)
|
KA (%)
|
||||
Tinggi
(cm)
|
Diameter
(cm)
|
Berat
(g)
|
Basah
(g)
|
Oven
(g)
|
Basah (g)
|
Oven (g)
|
|||||
1
|
Alluvial
|
4,4
|
7,81
|
190
|
46
|
466
|
370
|
420
|
324
|
1,07
|
29,62
|
2
|
Pasir
|
4,6
|
7,83
|
190
|
106
|
636
|
560
|
530
|
454
|
1,19
|
16,74
|
3
|
AlluvialTerusik
|
-
|
-
|
-
|
6,48
|
16
|
12,68
|
9,52
|
6,20
|
-
|
53,54
|
3.2
Pembahasan
3.2.1
Tanah Alluvial
Berdasarkan tabel pengamatan bulk
density dan kadar air pada jenis tanah alluvial dapat diperoleh data pada ring
sampel kosong dengan tinggi 4,4 cm, diameter 7,81 cm, dan berat 190 g.
Sedangkan berat seng 46 g. berat tanah+ring+sampel pada tanah basah 466 dan
tanah oven 370. Berat tanah basah 420 g, dan tanah oven 324 g. Berdasarkan data
yang diperoleh didapatkan bulk density 1,07 g.cm-3 dan kadar air
29,62 %.
Ø Penghitungan
berat tanah alluvial
·
Tanah basah
BT = Btb – Bseng
= 466 - 46 = 420 g
·
Tanah Oven
BT = Btb – Bseng
= 370 - 46 = 324 g
Ø Penghitungan
bulk density tanah alluvial :
Sebelumnya menghitung,
Volume tabung (cm3)
= (luas permukaan lingkaran + tinggi ring sampel)
= r2 x t
=
3,14 x 3,9 x 3,9 x 4,4
=
210,14 cm3
Keterangan :
=3,14 atau 22/7
r = panjang jari-jari
lingkaran pada ring sampel (diameter : 2)
t = tinggi ring sampel
·
BD tanah (g.cm-3)
=
=
=
= 1,07 g.cm3
Ø Penghitungan
kadar air tanah Alluvial:
·
=
= 29,62%
3.2.2 Tanah Pasir
Berdasarkan tabel pengamatan bulk
density dan kadar air pada jenis tanah pasir dapat diperoleh data pada ring sampel
kosong dengan tinggi 4,6 cm, diameter 7,83 cm, dan berat 190 g. Sedangkan berat
petridish 106 g. Berat tanah+ring+sampel
pada tanah basah 636 g, dan tanah oven 560 g. Berat tanah basah 530 g dan tanah
oven 454 g. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan bulk density 1,19 g.cm-3
dan kadar air 16,74%.
Ø Penghitungan
berat tanah pasir
·
Tanah basah
BT = Btb – Bpetridish
= 636 - 106 = 530 g
·
Tanah Oven
BT = Btb – Bpetridish
= 560 - 106 = 454 g
Ø Penghitungan
bulk density tanah pasir :
Sebelumnya menghitung,
Volume tabung (cm3)
= (luas permukaan lingkaran + tinggi ring sampel)
= r2 x t
=
3,14 x 3,91 x 3,91 x 4,6
=
220,82 cm3
Keterangan :
=3,14 atau 22/7
r2 = panjang
jari-jari lingkaran pada ring sampel (diameter : 2)
t = tinggi ring sampel
·
BD tanah (g.cm-3)
=
=
=
= 1,19 g.cm3
Ø Penghitungan
kadar air tanah pasir
·
=
= 16,74%
3.2.3 Tanah Alluvial Terusik
Berdasarkan tabel pengamatan bulk
density dan kadar air pada jenis tanah terusik dapat diperoleh data pada berat
alas cawan 6,48 g. berat tanah terusik+ cawan+sampel pada tanah basah 16 g dan tanah oven 12,68 g. Berat tanah
basah 9,52 g dan berat tanah oven 6,20 g. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan
nilai kadar air sebanyak 53,54%.
Ø Penghitungan
berat tanah alluvial terusik
·
Tanah basah
BT = Btb – Bcawan
= 16 – 6,48 = 9,52 g
·
Tanah Oven
BT = Btb – Bcawan
= 12,685 – 6,48 = 6,2 g
Ø Penghitungan
kadar air tanah alluvial terusik
·
=
= 53,54%
Berdasarkan data yang diperoleh
perbandingan antara kedua jenis tanah aluvial dan pasir, dapat diketahui bahwa
pada tanah alluvial perhitungan bulk density sebesar 1,07 g.cm3 dan
kadar air sebesar 25,94%. Sedangkan pada tanah pasir perhitungan bulk density
sebesar 1,19 g.cm3 dan kadar air sebesar 13,57% dan pada tanah
alluvial terusik perhitungan kadar air sebesar 26,18%. Tanah-tanah yang
bertekstur kasar seperti pasir mempunyai kadar air yang sedikit, hal itu
dikarenakan pada tanah pasir mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari
pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada
tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. Tekstur
tanah mempengaruhi kadar air, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat
menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air berbeda pula.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno S. (1992)
yang menyatakan bahwa banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan
besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah
dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Tanah bertekstur
kasar seperti pasir mempunyai sedikit
pori-pori makro sehingga
daya pegangnya terhadap
air sangat lemah. Kondisi ini menyebabkan air dan
udara mudah masuk
dan keluar tanah,
hanya sedikit air yang tertahan (Ali kemas, 2004)
Bila kadar air tanah rendah
maka tanah akan keras atau kaku sehingga sulit untuk dipadatkan. Pada kadar air
tanah tinggi kepadatan tanah akan rendah karena pori-pori tanah menjadi terisi
air (Wesley, 1973).
Fungsi dan manfaat dengan menhitung
kadar air, dilihat pada fungsi dari air itu sendiri yaitu air mempunyai fungsi
yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan
organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan
tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar
tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci
dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut
mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan
udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga
dapat mengakibatkan tanaman mati.
Berdasarkan
uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum kadar air agar dapat memaksimalkan
penggunaan lahan karena kadar air adalah salah satu faktor penunjang utama bagi
pertumbuhan tanaman dan diperlukan untuk mengetahui
jenis tanaman yang cocok untuk kegiatan praktikum sehingga memperoleh hasil
yang maksimal.
IV. KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa alat-alat yang harus diketahui untuk
pelaksanaan praktikum dengan materi “Kadar Air” yaitu ring sampel, oven,
timbangan analitik, dan jangka sorong.
Cara menghitung
bulk density yaitu dengan menggunakan rumus, BD
tanah (g.cm-3) = ,
sedangkan cara menghitung kadar air dengan menggunakan rumus, .
4.2
Saran
Saran yang saya berikan yaitu pada
pengukuran jangka sorong mohon diperjelas lagi, cara penghitungan BD dan kadar
air banyak praktikan yang belum mengerti mohon diperjelas lagi. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Ali kemas,
2004. Dasar-dasar ilmu tanah.
Rajawali pers : palembang
Donahue, Miller, and Shickluna,
1997.Soils
an Introduction to Soils and Plant Growth. Fourt Edition.
Prentice Hall Inc. New Jersey.
Foth, H.D.
1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana
Perkasa, Jakarta.
Hardjowigeno sarwono,1998. Ilmu tanah.
Akapress : Bogor.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah.
Rajawali Pers : Jakarta.
Raffiallghifarry,
2013. Jenis-jenis Air Tanah. (http://raffiallghifarry.wordpress.com/2013).
Diakses pada tanggal 15 November 2013
Wesley, 1973.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor Press : Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar