Senin, 17 November 2014

Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah “KADAR AIR”



I.PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori–pori tanah, umumya dinyatakan dalam gram/cm3 (Hardjowigeno, 2003). Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya (Hardjowigeno, 2003).
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah (Wikipedia, 2013).
Jenis-jenis air tanah antara lain yaitu kapasitas lapang, persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Titik layu permanen, kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Air tersedia, merupakan air yang berada diantara kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen (Raffiallghifarry, 2013).
Mekanisme air dalam tanah adalah tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui daun. Unsur C dan O diambil tanaman dari udara sebagai CO2 melalui stomata daun dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air tanah (H2O) oleh akar tanaman. Dalam jumlah sedikit air juga diserap tanaman melalui daun. Penelitian dengan unsur radioaktif menunjukkan bahwa hanya unsur H dari air yang digunakan tanaman., sedangkan oksigen dalam air tersebut dibebaskan sebagai gas (Donahue, Miller, Shickluna, 1997). Unsur-unsur hara lain diserap akar tanaman dari tanah. Walaupun demikian banyak unsur hara yang bila disemprotkan sebagai larutan hara dapat diserap tanaman melalui daun. Tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah umumnya dalam bentuk ion (Foth, H.D., 1994).
Faktor-faktor mempengaruhi kadar air tanah adalah kadar bahan organik tanah, kedalaman solum atau lapisan tanah, faktor iklim dan tumbuhan, tekstur tanah. faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan permeabilitas tanah (Hanafiah, 2007)

1.2  Tujuan
Adapun tujuan praktikum dasar ilmu tanah materi “kadar air” yaitu,
1.    Mahasiswa dapat mengenal alat-alat dan menggunakan alat-alat untuk mengukur bulk density dan kadar air.
2.    Mahasiswa dapat menghitung bulk density dan kadar air.


II.BAHAN DAN METODE

2.1    Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dasar ilmu tanah pada hari Jum’at 8 Nopember 2013, pukul 09.00-10.40 WIB. Tempat kegiatan dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.

2.2     Bahan dan Alat
Bahan dan Alat yang digunakan saat praktikum yaitu ring sampel (tempat sampel tanah), oven (mengeringkan sampel tanah), timbangan analitik (menimbang berat sampel tanah), dan jangka sorong (mengukur tinggi dan diameter ring).

2.3     Cara Kerja
1.      Menimbang ring sampel kosong, alas cawan petridish, alas seng, dan cawan kecil menggunakan timbangan analitik, kemudian mengukur tinggi dan diameter ring sampel menggunakan jangka sorong, mencatat dan memberi kode pada ring tersebut.
2.      Mengambil contoh tanah dari lapangan dengan menggunakan ring sampel. Pengambilan tanah sesuai prosedur pengambilan tanah tak terusik/utuh. Menutup kedua permukaan ring dengan menutup ring/plastik.
3.      Meletakkan pada alas seng dan alas petridish, kemudian menimbang contoh tanah basah+ring+alas seng/petridish . Mencatat beratnya.
4.      Mengoven tanah + tabung dan dialasi dengan seng/petridish selama 48 jam dengan suhu 105oC.
5.      Mengeluarkan ring sampel + alas seng/petridish dan cawan dari oven dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin menimbang berat (tanah+ring sampel+alas seng/petridish) dan cawan (tanah terusik).


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan bulk density dan kadar air pada tanah alluvial, pasir, dan terusik
No
Jenis Tanah
Ring sampel kosong
Berat Seng/petridish/cawan (g)
Berat tanah+ring+seng/petridish
Berat tanah
BD (g.cm-3)
KA (%)
Tinggi (cm)
Diameter (cm)
Berat (g)
Basah (g)
Oven (g)
Basah (g)
Oven (g)
1
Alluvial
4,4
7,81
190
46
466
370
420
324
1,07
29,62
2
Pasir
4,6
7,83
190
106
636
560
530
454
1,19
16,74
3
AlluvialTerusik
-
-
-
6,48
16
12,68
9,52
6,20
-
53,54

3.2 Pembahasan
3.2.1 Tanah Alluvial
Berdasarkan tabel pengamatan bulk density dan kadar air pada jenis tanah alluvial dapat diperoleh data pada ring sampel kosong dengan tinggi 4,4 cm, diameter 7,81 cm, dan berat 190 g. Sedangkan berat seng 46 g. berat tanah+ring+sampel pada tanah basah 466 dan tanah oven 370. Berat tanah basah 420 g, dan tanah oven 324 g. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan bulk density 1,07 g.cm-3 dan kadar air 29,62 %.
Ø  Penghitungan berat tanah alluvial
·         Tanah basah
BT  = Btb – Bseng
= 466 - 46 = 420 g
·         Tanah Oven
BT  = Btb – Bseng
= 370 - 46 = 324 g
Ø  Penghitungan bulk density tanah alluvial :
Sebelumnya menghitung,
Volume tabung (cm3) = (luas permukaan lingkaran + tinggi ring sampel)
=   r2 x t
= 3,14 x 3,9 x 3,9 x 4,4
= 210,14 cm3
Keterangan :
  =3,14 atau 22/7
r = panjang jari-jari lingkaran pada ring sampel (diameter : 2)
t = tinggi ring sampel
·         BD tanah (g.cm-3) =   
=
=
= 1,07 g.cm3
Ø  Penghitungan kadar air tanah Alluvial:
·          
=
= 29,62%

3.2.2 Tanah Pasir
Berdasarkan tabel pengamatan bulk density dan kadar air pada jenis tanah pasir dapat diperoleh data pada ring sampel kosong dengan tinggi 4,6 cm, diameter 7,83 cm, dan berat 190 g. Sedangkan berat petridish 106 g. Berat  tanah+ring+sampel pada tanah basah 636 g, dan tanah oven 560 g. Berat tanah basah 530 g dan tanah oven 454 g. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan bulk density 1,19 g.cm-3 dan kadar air  16,74%.

Ø  Penghitungan berat tanah pasir
·         Tanah basah
BT  = Btb – Bpetridish
= 636 - 106 = 530 g
·         Tanah Oven
BT  = Btb – Bpetridish
= 560 - 106 = 454 g


Ø  Penghitungan bulk density tanah pasir :
Sebelumnya menghitung,
Volume tabung (cm3) = (luas permukaan lingkaran + tinggi ring sampel)
=   r2 x t
= 3,14 x 3,91 x 3,91 x 4,6
= 220,82 cm3
Keterangan :
  =3,14 atau 22/7
r2 = panjang jari-jari lingkaran pada ring sampel (diameter : 2)
t = tinggi ring sampel
·         BD tanah (g.cm-3) =   
=
=
= 1,19 g.cm3
Ø  Penghitungan kadar air tanah pasir
·          
=
= 16,74%

3.2.3 Tanah Alluvial Terusik
Berdasarkan tabel pengamatan bulk density dan kadar air pada jenis tanah terusik dapat diperoleh data pada berat alas cawan 6,48 g. berat tanah terusik+ cawan+sampel pada tanah basah  16 g dan tanah oven 12,68 g. Berat tanah basah 9,52 g dan berat tanah oven 6,20 g.  Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan nilai kadar air sebanyak  53,54%.
Ø  Penghitungan berat tanah alluvial terusik
·         Tanah basah
BT  = Btb – Bcawan
= 16 – 6,48 = 9,52 g

·         Tanah Oven
BT  = Btb – Bcawan
= 12,685 – 6,48 = 6,2 g
Ø  Penghitungan kadar air tanah alluvial terusik
·          
=
= 53,54%

Berdasarkan data yang diperoleh perbandingan antara kedua jenis tanah aluvial dan pasir, dapat diketahui bahwa pada tanah alluvial perhitungan bulk density sebesar 1,07 g.cm3 dan kadar air sebesar 25,94%. Sedangkan pada tanah pasir perhitungan bulk density sebesar 1,19 g.cm3 dan kadar air sebesar 13,57% dan pada tanah alluvial terusik perhitungan kadar air sebesar 26,18%. Tanah-tanah yang bertekstur kasar seperti pasir mempunyai kadar air yang sedikit, hal itu dikarenakan pada tanah pasir mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. Tekstur tanah mempengaruhi kadar air, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air berbeda pula.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno S. (1992) yang menyatakan bahwa banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Tanah  bertekstur  kasar  seperti pasir  mempunyai  sedikit  pori-pori  makro  sehingga  daya  pegangnya  terhadap  air  sangat  lemah. Kondisi ini menyebabkan air  dan  udara  mudah  masuk  dan  keluar  tanah,  hanya  sedikit  air yang tertahan (Ali kemas, 2004)
Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau kaku sehingga sulit untuk dipadatkan. Pada kadar air tanah tinggi kepadatan tanah akan rendah karena pori-pori tanah menjadi terisi air (Wesley, 1973).
Fungsi dan manfaat dengan menhitung kadar air, dilihat pada fungsi dari air itu sendiri yaitu air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.    
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum kadar air agar dapat memaksimalkan penggunaan lahan karena kadar air adalah salah satu faktor penunjang utama bagi pertumbuhan tanaman dan diperlukan untuk mengetahui jenis tanaman yang cocok untuk kegiatan praktikum sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
           
           
           


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa alat-alat yang harus diketahui untuk pelaksanaan praktikum dengan materi “Kadar Air” yaitu ring sampel, oven, timbangan analitik, dan jangka sorong.
Cara menghitung bulk density yaitu dengan menggunakan rumus, BD tanah (g.cm-3) =  , sedangkan cara menghitung kadar air dengan menggunakan rumus, .

4.2 Saran
Saran yang saya berikan yaitu pada pengukuran jangka sorong mohon diperjelas lagi, cara penghitungan BD dan kadar air banyak praktikan yang belum mengerti mohon diperjelas lagi. Terima kasih


DAFTAR PUSTAKA

Ali kemas, 2004. Dasar-dasar ilmu tanah. Rajawali pers : palembang
Donahue, Miller, and Shickluna, 1997.Soils an Introduction to Soils and Plant Growth. Fourt Edition. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa, Jakarta.
Hardjowigeno sarwono,1998. Ilmu tanah. Akapress : Bogor.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
Raffiallghifarry, 2013. Jenis-jenis Air Tanah.  (http://raffiallghifarry.wordpress.com/2013). Diakses pada tanggal 15 November 2013
Wesley, 1973. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor Press : Bogor.
Wikipedia, 2013. Kadar Air. (http://id.wikipedia.org). Diakses pada tanggal 15 November 2013




Tidak ada komentar:

Posting Komentar