I.
PENDAHULUAN
1.1
Dasar
Teori
Tanaman
jagung merupakan tanaman berumah satu (monocieous) bunga jantan (bunga
staminate) dan bunga betina (bunga pistilate) terpisah namun masih berada pada
satu tanaman. Bunga staminate dihasilkan dihasilkan di tasel, sedangkan bunga
pistilate dihasilkan dibatang. Pembuahan terjadi melalui pemindahan serbuk sari
dari tasel kerambut (silk). Kira-kira 95% ovule pada tongkol mendapat serbuk
sari tanaman lain (penyerbukan silang), dan hanya 5% yang menyerbuk sendiri.
Kebanyakan serbbbksari akan membuahi tongkol jagung yang berjauha n. serbuksari
dapat diterbangkan angin hingga 1000 meter (Oesin dkk, 2014).
Salah satu upaya untuk meningkatkan
kadar protein biji jagung adalah dengan memanfaatkan efek xenia. Efek xenia itu
sendiri dapat diartikan sebagai efek polen dari tetua jantan dari persilangan
jantan dengan betina yang berkembang pada biji. Persilangan buatan dilakukan
dengan cara menyerbuki tongkol tanaman sesuai dengan perlakuan-perlakuan
tertentu yang sudah ditentukan. Kemudian tongkol yang telah diserbuki ditutup
dengan kantong khusus untuk melindungi dari penyerbukan oleh tepung sari bunga
lain. Efek xenia berpengaruh terhadap kadar protein, warna dan bentuk biji
tetapi tidak berpengaruh yerhadap karakter biji yang lain. Hasil persilangan
dengan jumlah biji yang banyak merupakan pertanda bahwa kedua tetua persilangan
tersebut mempunyai tingkat kompatibilitas yang baik. Varietas-varietas jagung
yang ada di Indonesia memiliki sifat biji yang keras karena dikembangkan dalam
rangka proteksi terhadap serangan hama penyakit. Varietas sejenis ini memiliki
karakteristik kandungan protein yang rendah karena tidak memiliki opaque-2 yang
mengendalikan kadar protein. Kandungan protein terbesar pada biji jagung
terdapat pada lapisan aleuron. Lapisan aleuron adalah lapisan yang membungkus
endosperm. Endosperm biji jagung sebagian besar mengandung pati tetapi pada
jagung yang mengandung lebih banyak protein daripada pati akan menyebabkan biji
menjadi lunak. Komposisi dari zat pati dan protein dalam biji jagung ini
berbeda-beda sesuai dengan varietasnya (Wijaya et. al., 2007).
Penelitian Shull dan East di USA,
membuktikan sebuah revolusi pada persilangan jagung dengan hasil yang luar
biasa. Persilangan hibrida jagung memberikan kenaikan 15-20%, kadang-kadang
50%, lebih tinggi daripada persilangan sendiri yang biasa dilakukan oleh
petani. Petani umumnya mendapatkan benih hibrida yang segar tiap tahun dari
penumbuh, yang menangani khusus produksi benih. Penumbuh memilih ladang
terisolasi yang ditumbuhi 2 jenis jagung yang melakukan persilangan sendiri, 1
baris untuk induk jantan dan 4 baris untuk induk betina. Dalam waktu dekat,
induk betina akan matang dan kemudian akan dibuahi pollen dari induk jantan.
Pembentukan biji hanya dipengaruhi oleh induk betina (Kent, 1966).
1.2
Tujuan
Tujuan praktikum
pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung” adalah sebagai
berikut:
a.
Mempelajari biologi dan
perilaku pembungaan jagung
sebagai tanaman menyerbuk silang.
b.
Melakukan praktek
penyilangan silang (crossing) tanaman jagung.
II. BAHAN DAN METODE
2.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum
pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Kacang Panjang”
dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Juni 2014 pukul 15.00 WIB di Kebun Jagung
milik Bapak Sulani yang berlokasi di Jalan Hiu Putih, Palangka Raya.
2.2
Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan
pada Kacang Panjang” adalah pipet plastik (sedotan) kertas label, pinset, kuas
kecil atau cotton buds, dan gunting. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
tanaman kacang panjang yang telah memasuki masa pembungaan, dan pensil.
2.3
Cara
Kerja
Cara Kerja yang
dilakukan pada praktikum pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan
pada Jagung” adalah sebagai berikut:
a.
Memilih tongkol yang
baru muncul dari pelapah daun, tetapi belum memunculkan rambut (silk).
b.
Membungkus dengan
kantong tongkol untuk menghindari penyerbukan. Tongkol dibungkus 1-2 hari
sebelum rambut muncul.
c.
Sebelum dibungkus,
memotong tongkol muda tersebut pada bagian ujungnya dengan menggunakan gunting.
Setelah dipotong segera menutup dengan kantong tongkol.
d.
Dua tiga hari kemudia,
menyungkupkan kantong tasel ke atas tase, pada hari penyerbukan akan dilakukan.
Jika hari cukup panas, maka serbuk sari dapat dikumpulkan dengan mengguncangkan
tasel.
e.
Menaburkan serbuksari
yang telah terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung yang tumbuh seperti kuas.
f.
Menyungkupkan kantong
tasel pada tongkol setelah penyerbukan.
g.
Memberikan label pada
kantong tasel dengan mencantumkan tanggal penyerbukan, kombinasi persilangan
dan inisial penyilang.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan
Tabel
Persilangan Buatan pada Tanaman Jagung
No
|
Cara Kerja
|
Gambar
|
1
|
Memilih jagung
yang baru muncul dekat ketiak daun
|
|
2
|
Memotong
rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya
|
|
3
|
Mengecek
keadaan bunga betina sebelum dilakukannya penyerbukan
|
|
4
|
Menutup dengan
kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas
|
|
5
|
Serbuk sari
yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung, kemudian menyungkupkan
kembali pada tongkol
|
|
6
|
Memberikan
label pada kantong tasel
|
|
3.2 Pembahasan
Berdasarkan
pengamatan persilangan buatan jagung yang telah dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pemilihan tetua dalam hubungannya
dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan
metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman
berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan. Tetua dipilih sesuai dengan
persilangan yang akan dilakukan. Pemilihan bunga dalam persilangan tanaman juga
penting. Bunga yang akan berperan sebagai betina maupun jantan harus sudah
mencapai tahap siap kawin (siap dilakukan penyerbukan) pada saat yang bersamaan.
Bunga betina yang akan diserbuki harus belum terkontaminasi oleh serbuk sari
yang lain (masih steril). Pada tanaman jagung yang akan digunakan untuk
persilangan, bunga betina si bungkus menggunakan kantong kertas untuk mencegah
tongkol terkontaminasi (terserbuki) oleh serbuk sari malai lain. Begitu juga
dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus menggunakan kantong
kertas agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki, serbuk sarinya dapat
tertampung di kantong kertas tersebut. Keadaan cuaca saat penyerbukan juga
penting, apabila penyerbukan dilakukan pada saat kecepatan angin cukup kencang
maka dimungkinkan akan banyak serbuk sari yang hilang terbawa angin, sehingga
penyerbukan tidak terjadi secara maksimal.
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
dalam hibridisasi atau persilangan tanaman menyerbuk silang adalah :
1)
Cuaca saat penyerbukan
Kondisi panas dengan suhu tinggi dan
kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Sehingga dala hal ini
akan mengakibatkan persilangan yang kita lakukan menjadi gagal.
2) Pemulia
Keseriusan dan kesungguhan seorang
pemulia dalam melaksanakan persilangan ini sangat menentukan keberhasilan
persilangan. Karna dalam melakukan persilangan ini harus berhati hati dan tidak
teledor. Di samping itu adalah pengetahuan pemuliaa tentang tanaman yang akan
di silangkan
3) Hujan
Curah hujan yang tinggi pada saat
sedang melakukan proses persilangan akan mengganggu dan menggaggalkan
persilangan yang telah di lakukan. Karna hujan tadi akan mengguggurkan bunga
yang telah di serbuki sekalipun ada kantong.
4) Angin
Angin mempunyai pengaruh penting
dalam persilangan. Angin dapat menerbangkan serbuk sari kemana kemana. Sehingga
dalam hal ini jika tanaman yang kita silangkan tidak di lindungi dan di tutup
dengan baik makan memungkinkan akan terjadinya suatu penyerbukan yang tidak di
kehendaki.
5) Pemilihan tetua jantan dan betina
Pemilihan tetua jantan dan betina
sangatlah penting dalam proses persilangan ini. Apabila dalam pemilihan tetua
jantan dan tetua betina tidak tepat maka persilanganpun tidak berjalan dengan
maksimal dan memungkin kan persilangan tersebut menjadi gagal. Sebagai contoh
pada tanaman jagung yang steril.
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum materi IV “Persilangan
Buatan Pada Kacang Panjang” dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan praktek
penyilangan terlebih dahulu mengetahui biologi dan perilaku pembungaan bunga
kacang panjang sebagai tanaman yang menyerbuk silang. Tanaman menyerbuk silang
dikarenakan putik dan benang sari terletak terpisah dan tidak tertutupi oleh
mahkota bunga sehingaa memungkinkan untuk melakukan penyerbukan silang dari
tanaman lain yang sejenis.
Dalam melakukan praktek pentilangan buatan tanaman
jagung terlebih dahulu memilih jagung yang baru muncul dekat ketiak daun, lalu
memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian
ujungnya dan mengecek keadaan bunga betina sebelum dilakukannya
penyerbukan.
Kemudian menutup dengan kantong
tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas, Serbuk sari
yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung, kemudian menyungkupkan kembali
pada tongkol, dan Memberikan label pada kantong tasel.
DAFTAR
PUSTAKA
Wijaya, A.,
R. Fasti, dan F. Zulvica. 2007. Efek
xenia pada persilangan jagung Surya dengan jagung Srikandi Putih terhadap
karakter biji jagung. Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus 2: 199-203.
Kent, N.L. 1966. Technology of Cereals. Pergamon Press, New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar