Sabtu, 15 November 2014

Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman "Persilangan Buatan Pada Jagung"



I.     PENDAHULUAN

1.1    Dasar Teori
Tanaman jagung merupakan tanaman berumah satu (monocieous) bunga jantan (bunga staminate) dan bunga betina (bunga pistilate) terpisah namun masih berada pada satu tanaman. Bunga staminate dihasilkan dihasilkan di tasel, sedangkan bunga pistilate dihasilkan dibatang. Pembuahan terjadi melalui pemindahan serbuk sari dari tasel kerambut (silk). Kira-kira 95% ovule pada tongkol mendapat serbuk sari tanaman lain (penyerbukan silang), dan hanya 5% yang menyerbuk sendiri. Kebanyakan serbbbksari akan membuahi tongkol jagung yang berjauha n. serbuksari dapat diterbangkan angin hingga 1000 meter (Oesin dkk, 2014).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar protein biji jagung adalah dengan memanfaatkan efek xenia. Efek xenia itu sendiri dapat diartikan sebagai efek polen dari tetua jantan dari persilangan jantan dengan betina yang berkembang pada biji. Persilangan buatan dilakukan dengan cara menyerbuki tongkol tanaman sesuai dengan perlakuan-perlakuan tertentu yang sudah ditentukan. Kemudian tongkol yang telah diserbuki ditutup dengan kantong khusus untuk melindungi dari penyerbukan oleh tepung sari bunga lain. Efek xenia berpengaruh terhadap kadar protein, warna dan bentuk biji tetapi tidak berpengaruh yerhadap karakter biji yang lain. Hasil persilangan dengan jumlah biji yang banyak merupakan pertanda bahwa kedua tetua persilangan tersebut mempunyai tingkat kompatibilitas yang baik. Varietas-varietas jagung yang ada di Indonesia memiliki sifat biji yang keras karena dikembangkan dalam rangka proteksi terhadap serangan hama penyakit. Varietas sejenis ini memiliki karakteristik kandungan protein yang rendah karena tidak memiliki opaque-2 yang mengendalikan kadar protein. Kandungan protein terbesar pada biji jagung terdapat pada lapisan aleuron. Lapisan aleuron adalah lapisan yang membungkus endosperm. Endosperm biji jagung sebagian besar mengandung pati tetapi pada jagung yang mengandung lebih banyak protein daripada pati akan menyebabkan biji menjadi lunak. Komposisi dari zat pati dan protein dalam biji jagung ini berbeda-beda sesuai dengan varietasnya (Wijaya et. al., 2007).
Penelitian Shull dan East di USA, membuktikan sebuah revolusi pada persilangan jagung dengan hasil yang luar biasa. Persilangan hibrida jagung memberikan kenaikan 15-20%, kadang-kadang 50%, lebih tinggi daripada persilangan sendiri yang biasa dilakukan oleh petani. Petani umumnya mendapatkan benih hibrida yang segar tiap tahun dari penumbuh, yang menangani khusus produksi benih. Penumbuh memilih ladang terisolasi yang ditumbuhi 2 jenis jagung yang melakukan persilangan sendiri, 1 baris untuk induk jantan dan 4 baris untuk induk betina. Dalam waktu dekat, induk betina akan matang dan kemudian akan dibuahi pollen dari induk jantan. Pembentukan biji hanya dipengaruhi oleh induk betina (Kent, 1966).

1.2    Tujuan
Tujuan praktikum pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung” adalah sebagai berikut:
a.       Mempelajari biologi dan perilaku pembungaan jagung sebagai tanaman menyerbuk silang.
b.      Melakukan praktek penyilangan silang (crossing) tanaman jagung.


II.  BAHAN DAN METODE

2.1    Waktu dan Tempat
Praktikum pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Kacang Panjang” dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Juni 2014 pukul 15.00 WIB di Kebun Jagung milik Bapak Sulani yang berlokasi di Jalan Hiu Putih, Palangka Raya.

2.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Kacang Panjang” adalah pipet plastik (sedotan) kertas label, pinset, kuas kecil atau cotton buds, dan gunting. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanaman kacang panjang yang telah memasuki masa pembungaan, dan pensil.

2.3    Cara Kerja
Cara Kerja yang dilakukan pada praktikum pemuliaan tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung” adalah sebagai berikut:
a.    Memilih tongkol yang baru muncul dari pelapah daun, tetapi belum memunculkan rambut (silk).
b.    Membungkus dengan kantong tongkol untuk menghindari penyerbukan. Tongkol dibungkus 1-2 hari sebelum rambut muncul.
c.    Sebelum dibungkus, memotong tongkol muda tersebut pada bagian ujungnya dengan menggunakan gunting. Setelah dipotong segera menutup dengan kantong tongkol.
d.   Dua tiga hari kemudia, menyungkupkan kantong tasel ke atas tase, pada hari penyerbukan akan dilakukan. Jika hari cukup panas, maka serbuk sari dapat dikumpulkan dengan mengguncangkan tasel.
e.    Menaburkan serbuksari yang telah terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung yang tumbuh seperti kuas.
f.     Menyungkupkan kantong tasel pada tongkol setelah penyerbukan.
g.    Memberikan label pada kantong tasel dengan mencantumkan tanggal penyerbukan, kombinasi persilangan dan inisial penyilang.


III.             HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1    Hasil Pengamatan
Tabel Persilangan Buatan pada Tanaman Jagung
No
Cara Kerja
Gambar
1
Memilih jagung yang baru muncul dekat ketiak daun


2
Memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya


3
Mengecek keadaan bunga betina sebelum dilakukannya penyerbukan


4
Menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas


5
Serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung, kemudian menyungkupkan kembali pada tongkol


6
Memberikan label pada kantong tasel




3.2    Pembahasan
Berdasarkan pengamatan persilangan buatan jagung yang telah dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan. Tetua dipilih sesuai dengan persilangan yang akan dilakukan. Pemilihan bunga dalam persilangan tanaman juga penting. Bunga yang akan berperan sebagai betina maupun jantan harus sudah mencapai tahap siap kawin (siap dilakukan penyerbukan) pada saat yang bersamaan. Bunga betina yang akan diserbuki harus belum terkontaminasi oleh serbuk sari yang lain (masih steril). Pada tanaman jagung yang akan digunakan untuk persilangan, bunga betina si bungkus menggunakan kantong kertas untuk mencegah tongkol terkontaminasi (terserbuki) oleh serbuk sari malai lain. Begitu juga dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus menggunakan kantong kertas agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki, serbuk sarinya dapat tertampung di kantong kertas tersebut. Keadaan cuaca saat penyerbukan juga penting, apabila penyerbukan dilakukan pada saat kecepatan angin cukup kencang maka dimungkinkan akan banyak serbuk sari yang hilang terbawa angin, sehingga penyerbukan tidak terjadi secara maksimal.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam hibridisasi atau persilangan tanaman menyerbuk silang adalah :
1)      Cuaca saat penyerbukan
Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Sehingga dala hal ini akan mengakibatkan persilangan yang kita lakukan menjadi gagal.
2)      Pemulia
Keseriusan dan kesungguhan seorang pemulia dalam melaksanakan persilangan ini sangat menentukan keberhasilan persilangan. Karna dalam melakukan persilangan ini harus berhati hati dan tidak teledor. Di samping itu adalah pengetahuan pemuliaa tentang tanaman yang akan di silangkan
3)      Hujan
Curah hujan yang tinggi pada saat sedang melakukan proses persilangan akan mengganggu dan menggaggalkan persilangan yang telah di lakukan. Karna hujan tadi akan mengguggurkan bunga yang telah di serbuki sekalipun ada kantong.
4)      Angin
Angin mempunyai pengaruh penting dalam persilangan. Angin dapat menerbangkan serbuk sari kemana kemana. Sehingga dalam hal ini jika tanaman yang kita silangkan tidak di lindungi dan di tutup dengan baik makan memungkinkan akan terjadinya suatu penyerbukan yang tidak di kehendaki.
5)      Pemilihan tetua jantan dan betina
Pemilihan tetua jantan dan betina sangatlah penting dalam proses persilangan ini. Apabila dalam pemilihan tetua jantan dan tetua betina tidak tepat maka persilanganpun tidak berjalan dengan maksimal dan memungkin kan persilangan tersebut menjadi gagal. Sebagai contoh pada tanaman jagung yang steril.



IV.   KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan praktikum materi IV “Persilangan Buatan Pada Kacang Panjang” dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan praktek penyilangan terlebih dahulu mengetahui biologi dan perilaku pembungaan bunga kacang panjang sebagai tanaman yang menyerbuk silang. Tanaman menyerbuk silang dikarenakan putik dan benang sari terletak terpisah dan tidak tertutupi oleh mahkota bunga sehingaa memungkinkan untuk melakukan penyerbukan silang dari tanaman lain yang sejenis.
Dalam melakukan praktek pentilangan buatan tanaman jagung terlebih dahulu memilih jagung yang baru muncul dekat ketiak daun, lalu memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya dan mengecek keadaan bunga betina sebelum dilakukannya penyerbukan. Kemudian menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas, Serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung, kemudian menyungkupkan kembali pada tongkol, dan Memberikan label pada kantong tasel.






DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, A., R. Fasti, dan F. Zulvica. 2007. Efek xenia pada persilangan jagung Surya dengan jagung Srikandi Putih terhadap karakter biji jagung. Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus 2: 199-203.

Kent, N.L. 1966. Technology of Cereals. Pergamon Press, New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar