BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kopi merupakan sejenis minuman yang
berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam
famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara umum kopi hanya memiliki
dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffearobusta (Saputra E., 2008).
Tanaman
kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang
dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi
di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat
karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta
kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang
unik dan excellent (Hilmawan, 2013).
Kopi merupakan salah satu hasil
komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara
tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara.
Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga
merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa
petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Dalam hal perkopian di Indonesia ,
kopi rakyat memegang peranan yang penting, mengingat sebagian besar (93 %)
produksi kopi merupakan kopi rakyat. Namun demikian kondisi pengelolaan usaha
tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding kondisi perkebunan
besar Negara (PBN). Ada dua permasalahan utama yang diidentifikasi pada
perkebunan kopi rakyat, yaitu rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang
kurang memenuhi syarat untuk diekspor. Di Sulawesi Selatan berdasarkan data
Statistik Dinas Perkebunan Prov. Sul Sel tahun 2008, luas areal pertanaman kopi
Arabika sebesar 47.181,46 ha yang melibatkan 65.178 KK petani dengan total
produksi hanya sebesar 19.384,69 ton, karena produktivitasnya yang masih sangat
rendah yaitu hanya sebesar 636,24 kg/ha/tahun, sementara potensi produksinya
dapat mencapai 1.500 kg/ha/tahun. Demikian halnya dengan Kabupaten Enrekang
yang merupakan salah satu daerah penghasil kopi Arabika di Sulawesi Selatan
dari luas areal sebesar 11.384 ha dengan jumlah petani sebanyak 16.632 KK
produksinya pada tahun 2008 hanya sebesar 5.350 ton karena produktivitas hanya
mencapai 648,48 kg/ha/tahunnya (Hilmawan, 2013).
Saat ini
peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji
kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi mutu biji kopi yang dihasilkan
sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan,
karena penanganan pasca panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi,
pencucian, sortasi, pengeringan dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat
dan mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji
kopi (Hermawan, 2013).
Oleh karena
itu, untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan
pasca panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses
pengeringan merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pemrosesan biji
kopi untuk menghasilkan biji kopi yang berkualitas (Hermawan, 2013).
Berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka perlu dibahas lebih lanjut mengenai perkembangan kopi di Indonesia agar
kopi rakyat mampu menaikkan produktivitas dan mutu hasil yang memenuhi syarat
untuk diekspor. Selain itu juga, perlu dibahas mengenai syarat tumbuh tanaman
kopi agar produktivitas yang tinggi tetap bertahan, serta perlu dibahas juga
mengenai pengolahan pasca panen pengeringan biji kopi agar dapat menghasilkan
biji kopi yang berkualitas.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah mengenai:
a.
Bagaimana
sejarah kopi di dunia?
b.
Bagaimana
perkembangan kopi di Indonesia?
c.
Apa
saja jenis-jenis kopi yang di budidayakan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a.
Untuk
mengetahui sejarah kopi di dunia.
b.
Untuk
mengetahuiperkembangan kopi di Indonesia..
c.
Untuk
mengetahui jenis-jenis kopi yang dibudidayakan.
.
BAB II
ISI
2.1 Sejarah Kopi di Dunia
Sejarah kopi telah
dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia,
di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran
tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai
meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan
biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi
mulai meluas dari Asia sampai
pasaran Eropa dan
ketenarannya sebagai minuman mulai
menyebar.
a. Perkembangan
kopi dunia pada awal 1000 SM – 1800 M
·
>5 M Kopi sudah dikenal di
pelosok Ethopia
·
700-1000 M Kopi dikenal pertama kali
oleh bangsa
Arab sebagai minuman energi (untuk begadang). Penyebaran
kopi dimulai saat itu bersamaan dengan penyebaran Islam.
Sumber kopi pertama di Mocha salah satu derah di Yaman.
·
1000 M Ibnu Sina menyelidiki
zat kimiawi kopi, dokumennya merupakan dokumen pertama yang diketahui membedah
kopi dari ilmu kedokteran dan
kesehatan.
·
1453 M Kopi diperkenalkan di
Konstantinopel oleh bangsa Turki (kekhalifahan Ottoman). Kedai kopi yang
pertama kali tercatat di sana bernama Kiva Han, dibuka tahun 1475.
·
1720 M Kedai kopi Florian bertahan
buka di Florence.
·
1723 M Gabriel du Clieu membawa biji
kopi dari Prancis ke Martinique.
·
1727 M Francisco de Mello membawa
biji kopi dari Prancis untuk ditanam di Brazil.
·
1730 M Inggris menanam kopi di
Jamaica.
·
1809 M Kopi impor dari Brazil
pertama kali masuk pasar Amerika di Salem, Massasuchet.
·
1820 M Zat Caffeine dalam minuman
kopi ditemukan berbarengan oleh tiga penelitian berbeda – dan, tentunya
masing-masing peneliti itu bekerja sendiri-sendiri – yang dilakukan oleh Runge,
Robiquet, Pelletier dan Caventou
·
1869 M Cofee leaf rust (jamur kopi)
pertama kali diketemukan di Srilanka dan tanaman kopi di Asia.
·
1873 M Kopi dalam kemasan secara
massal diperkenalkan pertama kali di Amerika oleh John Arbukle.
·
1869 M Berjangkit suatu penyakit
jamur di seluruh Asia yang menyebabkan kerusakkan dari kopi berjenis Coffea
Arabica Lind yang waktu itu banyak ditanam di Asia. Hingga pada tahun ini orang
mulai menanam bermacam-macam jenis kopi yang banyak terdapat di daerah Congo.
b. Perkembangan
kopi dunia tahun 1900 – hingga sekarang
·
1938 M Nestle menemukan kopi instan
di Brazil, Nestle sampai saat ini merupakan penghasil kopi instan terbesar di
dunia.
·
1939-1945 M Pasukan Amerika membawa
kopi instan dalam perang dan memperkenalkannya ke seluruh dunia.
·
1942 M Kopi menjadi barang yang
disimpan secara sembunyi-sembunyi. Di Inggris pada masa ini kopi dijatah pada
jumlah tertentu.
·
1946 M Pabrik Gaggia memproduksi
mesin Capucinno secara komersial untuk pertama kali. Kata Capucinno berasal
dari warna jubah pendeta Capucin (aliran Francisian-1529).
·
1948 M Achille Gaggia menemukan
mesin kopi espresso secara massal di Milan.
·
1952 M Mesin Gaggia diimpor ke
Inggris. Pada tahun ini kedai kopi setelah perang dunia kedua untuk pertama
kali dibuka di London di bulan Juli.
·
1954 M Pembatasan kepemilikan
sejumlah komoditi seperti kopi berakhir dengan berakhirnya masa transisi perang
dunia kedua.
·
1957 M Catherine Uttley mendaftar
ada 200 bar kopi di London. Mulai banyak yang bar kopi yang memakai plastik
mulai dari peralatan dapur, makan, lantai sampai furnitur.
·
1960 M Bar kopi tercatat bertambah
dua kali lipat dari 1,000 menjadi 2,000 di seluruh Inggris, terbanyak di London,
sekitar 500 buah.
·
1962 M Perjanjian Internasional
mengenai perdagangan kopi dibuat, tujuannya mengontrol harga.
·
1970 M Mokha café tutup setelah
dikomplain sinis oleh penulis Amerika William S Burrough.
·
1975 M Brazil menderita karena gagal
panen, harga kopi dunia meroket.
·
1989 MPerjanjian Kopi Internasional
gagal menstabilkan harga. Dalam sejarah perdagangan kopi turun ke tingkat yang
paling rendah.
·
1990 M Beberapa kedai kopi tutup
karena penataan ruang (redevelopment) di Inggris. Diperkenalkan organic coffee
yang menjadi primadona di pasar kopi dunia.
·
1998 M Starbuck mencapai 2.000 gerai
di Amerika saja. Di seluruh dunia 5.715 gerai. Sedangkan di Indonesia telah
dibuka sebanyak 11 gerai. Starbuck memposisikan diri sebagai kedai kopi dengan
jaringan terbesar di seluruh dunia.
·
Peringkat dunia penghasil kopi
terbesar sekarang adalah brasil, kolombia dan Indonesia (Wikipedia, 2014).
2.2
Perkembangan Kopi di Indonesia
a. Masa kolonial
Kopi mulai terkenal di Indonesia semanjak tahun 1696
ketika Walikota Asterdam, Nicholas Witsen memerintahkan komandan pasukan
Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen, untuk membawa biji kopi ke
Batavia. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan dikembangkan di sebuah tempat di
timur Jatinegara, yang menggunakan tanah pertikelir Kedaung yang kini lebih
dikenal dengan Pondok Kopi. Beberapa waktu kemudian kopi arabika menyebar ke
berbagai daerah di Jawa barat, seperti Bogor, Sukabumi, Banten dan Priangan, hingga
kemudian menyebar ke daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Sulawasi, Bali dan
Timor. Tak lama setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang yang sangat
diandalkan VOC. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dan dalam
tempo 10 tahun ekspor meningkat sampai 60 ton/tahun. Karenanya, Hindia Belanda
menjadi tempat perkebunan pertama di luar Arabia dan Ethiopia yang membuat VOC
memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780.
Untuk mendukung produksi kopi, VOC membuat perjanjian
berat sebelah dengan penguasa setempat di mana para pribumi diwajibkan menanam
kopi yang harus diserahkan ke VOC. Perjanjian ini disebut Koffiestelsel (sistem kopi). Berkat sistem ini pula
biji kopi berkualitas tinggi dari tanah jawa bisa membanjiri Eropa. Kopi Jawa saat
itu begitu terkenak di Eropa sehingga orang-orang Eropa menyebutnya bukan
secangkir kopi, melainkan secangkir jawa. Sampai pertengahan abad ke-19 kopi
jawa adalah yang terbaik di dunia. Sistem perdagangan kopi terus berlangsung
meskipun kemudian VOC dibubarkan dan Hindia Belanda diperintah oleh perintah
Belanda. Ketika Hermann Willem Daendels (1762-1818) memerintah, ia membangun
jalan dari ujung bawat jawa sampai ujung timur yakni Anyer-Panarukan. Tujuannya
untuk memudahkan transportasi prajurit Belanda dan surat-menyurat di tanah
Jawa. Alasan lainnya, tentu saja untuk mempercepat biji kopi dari ujung timur
Pulau Jawa mencapai pelabuhan di Batavia, dan selanjutnya dikapalkan ke Belanda
untuk dijual ke Eropa. Penderitaan akibat koffiestelsel kemudian
berlanjut dengan cultuurstelsel alias sistem tanam paksa. Melalui
sistem tanam paksa yang diciptakan Johannes van den Bosch (1780-1844) ini,
rakyat diwajibkan untuk menanam komoditi ekspor milik pemerintah, termasuk kopi
pada seperlima luas tanah yang digarap, atau bekerja selama 66 hari di
perkebunan-perkebunan milik pemerintah. Akibatnya, terjadi kelaparan di tanah
Jawa dan Sumatera pada tahun 1840-an. Namun, berkat cultuurstelsel itu Jawa
menjadi pemasok biji kopi terbesar di Eropa. Di antara tahun 1830-1834 produksi
kopi arabika di Jawa mencapai 26.600 ton, selang 30 tahun kemudian produksi
kopi tadi meningkat menjadi 79.600 ton.
Produksi kopi Jawa mencapai titik puncaknya di abad ke-19
yang pada tahun 1880-1884 mencapai 94.400 ton. Saat itu, kopi memainkan peranan
yang jauh lebih penting dibandingkan dengan gula tebu. Kalau nilai ekspor kopi
rata-rata antara tahun 1865-1970 mencapai 25.965.000 gulden, maka dalam periode
yang sama nilai ekspor rata-rata gula tebu hanyalah mencapai 8.416.000 gulden. Kejatuhan
kopi jawa dimulai ketika serangan penyakit kopi melanda pada tahun 1878. Setiap
perkebunan di seluruh Nusantara terkena hama penyakit kopi yang disebabkan oleh Hemileia
Vasatrix. Penyakit ini membunuh semua tanaman arabika yang tumbuh
di dataran rendah. Kopi arabika yang tersisa hanyalah yang tumbuh di lahan
setinggi dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Pudarnya kejayaan kopi jawa
ini kemudian diisi oleh kopi arabika asal
Brasil dan Kolombia yang terus merajai hingga sekarang. Meskipun demikian, sisa
tanaman kopi arabika masih dijumpai di kantong penghasil kopi di Indonesia,
antara lain dataran tinggi Ijen (Jatim), tanah tinggi Toraja (Sulsel), serta
lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing,
Lintong dan Sidikalang (Sumut), serta dataran tinggi Gayo (Aceh). Untuk
menyikapi serangan hama ganas tersebut, pemerintah Belanda kemudian menanam kopi liberika yang lebih tahan hama. Sayangnya,
varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Lantas kopi Robusta mulai diperkenalkan di Indonesia di
awal 1900-an untuk menggantikan kopi liberika dan arabika yang hancur lantaran
hama. Kopi Robusta yang lebih tahan terhadap hama dianggap sebagai alternatif
yang tepat terutama untuk perkebunan kopi di daerah dataran rendah. Saat ini,
produksi kopi di Indonesia menempati peringkat keempat terbesar di Dunia.
b.
Masa
sekarang
Jenis kopi yang banyak di budidayakan
untuk sekarang adalah jenis robusta, ini dikarenakan tingkat adaptasi yang
tinggi dan tahan hama penyakit, khususnya di wilayah Indonesia yang beragam.
Untuk sekarang Indonesia menempati urutan 3 penghasil kopi terbesar di dunia,
masih tertinggal oleh Brasil dan Kolombia (Tenggara, 2014).
2.3 Jenis-Jenis
Kopi Yang Di Budidayakan
a. Kopi
Arabika
1.
Perkembangan
di Indonesia
Kopi arabika pertama-tama ditanam dan
dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah
pertikelir Kedaung yang kini lebih dikenal dengan Pondok Kopi. Beberapa waktu
kemudian kopi arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa barat, seperti Bogor,
Sukabumi, Banten dan Priangan, hingga kemudian menyebar ke daerah lain, seperti
Pulau Sumatera, Sulawasi, Bali dan Timor. Kejatuhan kopi jawa dimulai ketika
serangan penyakit kopi melanda pada tahun 1878. Setiap perkebunan di seluruh
Nusantara terkena hama penyakit kopi yang disebabkan oleh Hemileia
Vasatrix. Penyakit ini membunuh semua tanaman arabika yang tumbuh
di dataran rendah. Kopi arabika yang tersisa hanyalah yang tumbuh di lahan
setinggi dari 1.000 meter di atas permukaan laut (Rezki, 2014).
2.
Syarat
tumbuh
Table 1. Syarat Tumbuh Kopi Arabika
Syarat Tumbuh
|
Jenis
Kopi Robusta
|
Iklim
Tinggi tempat
Suhu
Curah hujan
Jumlah bulan kering
|
800 – 2000 m dpl
15º C – 25º C
1.750 – 3000 mm/th
3 bulan
|
Tanah
Ph tanah
Kandungan bahan organik
Kedalaman tanah efektif
Kemiringan tanah
|
5,5 – 6,5
Minimal 2 %
>100
cm
40%
|
3.Kelebihan dan kekurangannya
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Kopi
Arabika
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Memiliki
rasa asam yang tidak dimiliki kopi robusta
|
Lebih
susah dipelihara
|
Aromanya
wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah
|
Jumlah
biji yang dihasilkan rendah
|
Memiliki
bodi atau rasa kental saat disesap di mulut
|
Butuh
waktu 9 bulan untuk proses bunga-buah
|
Rasa
kopi arabika lebih halus
|
Kadar
kafein lebih sedikit dibandingkan kopi robusta
|
b. Kopi
Robusta
1.
Perkembangan
di Indonesia
Pudarnya kejayaan kopi jawa ini kemudian
diisi oleh kopi arabika asal
Brasil dan Kolombia yang terus merajai hingga sekarang. Meskipun demikian, sisa
tanaman kopi arabika masih dijumpai di kantong penghasil kopi di Indonesia,
antara lain dataran tinggi Ijen (Jatim), tanah tinggi Toraja (Sulsel), serta
lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing, Lintong
dan Sidikalang (Sumut), serta dataran tinggi Gayo (Aceh). Untuk menyikapi
serangan hama ganas tersebut, pemerintah Belanda kemudian menanam kopi liberika yang lebih tahan hama. Sayangnya,
varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Lantas kopi Robusta mulai diperkenalkan di Indonesia di
awal 1900-an untuk menggantikan kopi liberika dan arabika yang hancur lantaran
hama. Kopi Robusta yang lebih tahan terhadap hama dianggap sebagai alternatif
yang tepat terutama untuk perkebunan kopi di daerah dataran rendah (Rezki, 2014).
2.
Syarat
tumbuh
Tabel 3. Syarat Tumbuh Kopi Robusta
Syarat Tumbuh
|
Jenis
Kopi Robusta
|
Iklim
Tinggi tempat
Suhu udara harian
Curah hujan rata-rata
Jumlah bulan kering
|
300 – 600 m dpl
24 - 30º C
1.500 – 3.000 mm/th
1 – 3 bulan/tahun
|
Tanah
Ph tanah
Kandungan bahan organik
Kedalaman tanah efektif
Kemiringan tanah
|
5,5 – 6,5
Minimal 2%
>100
cm
40%
|
3.
Kelebihan
dan kekurangan
Tabel 4. Kelebihan dan
Kekurangan Kopi Robusta
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Rasa lebih netral dan aroma
kopi lebih kuat
|
Lebih rentan diserang
serangga
|
Kadar kafein lebih
tinggi dibandingkan kopi arabika
|
Memiliki tekstur yang
lebih kasar dibandingkan kopi arabika
|
Jumlah biji yang
dihasilkan tinggi
|
Butuh waktu yang lebih
lama untuk proses bunga sampai buah yaitu 10-11 bulan
|
Warnanya bervariasi
sesuai dengan cara pengolahan
|
|
Memiliki rasa yang lebih
seperti cokelat
|
|
BAB III
KESIMPULAN
Sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad
ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, ketika bangsa
Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah
meluas sampai ke Afrika
Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari
Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai
pasaran Eropa dan
ketenarannya sebagai minuman mulai
menyebar.
Kopi
mulai terkenal di Indonesia semenjak
tahun 1696 ketika Walikota Asterdam, Nicholas Witsen memerintahkan komandan
pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen, untuk membawa biji kopi ke
Batavia. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC. Para pribumi diwajibkan menanam kopi
yang harus diserahkan ke VOC. Perjanjian ini disebut Koffiestelsel (sistem kopi). Sistem perdagangan kopi terus
berlangsung meskipun kemudian VOC dibubarkan dan Hindia Belanda diperintah oleh
perintah Belanda. Kopi Robusta mulai diperkenalkan di Indonesia di
awal 1900-an untuk menggantikan kopi liberika dan arabika yang hancur lantaran
hama. Jenis kopi yang
banyak di budidayakan untuk sekarang adalah jenis robusta, ini dikarenakan
tingkat adaptasi yang tinggi dan tahan hama penyakit. Untuk sekarang Indonesia menempati
urutan 3 penghasil kopii terbesar di dunia, masih tertinggal oleh Brasil dan
Kolombia.
Kopi arabika pertama-tama ditanam dan
dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara. Kopi arabika berasal dari
Brasil dan Kolombia yang terus merajai hingga sekarang. Meskipun demikian, sisa
tanaman kopi arabika masih dijumpai di kantong penghasil kopi di Indonesia,
antara lain dataran tinggi Ijen (Jatim), tanah tinggi Toraja (Sulsel), serta
lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing, Lintong
dan Sidikalang (Sumut), serta dataran tinggi Gayo (Aceh). Sedangkan kopi Robusta mulai diperkenalkan
di Indonesia di awal 1900-an untuk menggantikan kopi liberika dan arabika yang
hancur lantaran hama. Kopi Robusta yang lebih tahan terhadap hama dianggap
sebagai alternatif yang tepat terutama untuk perkebunan kopi di daerah dataran
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Farnanda, Rezki. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Kopi Arabika dan
Robusta. (http://pemudakayong.blogspot.com). (Daikses pada 20 April 2014).
Hermawan, Hengki. 2013. Makalah Pengeringan Biji Kopi. (http://hengkihermawan93.blogspot.com).
(Diakses pada 09 April 2014).
Hilmawan, Hilman. 2013. Makalah Kopi. (http://hilmanhilmawan3.blogspot.com). (Diakses pada
9 April 2014).
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya
dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya: Jakarta.
Tenggara. 2014. Sejarah Kopi Indonesia. (http://tenggara.pontianakkota.go.id). (Diakses pada 20 April
2014)
Sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.
BalasHapusKopi mulai terkenal di Indonesia semenjak tahun 1696 ketika Walikota Asterdam, Nicholas Witsen memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen, untuk membawa biji kopi ke Batavia. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC. Para pribumi diwajibkan menanam kopi yang harus diserahkan ke VOC. Perjanjian ini disebut Koffiestelsel (sistem kopi). Sistem perdagangan kopi terus berlangsung meskipun kemudian VOC dibubarkan dan Hindia Belanda diperintah oleh perintah Belanda. Kopi Robusta mulai diperkenalkan di Indonesia di awal 1900-an untuk menggantikan kopi liberika dan arabika yang hancur lantaran hama. Jenis kopi yang banyak di budidayakan untuk sekarang adalah jenis robusta, ini dikarenakan tingkat adaptasi yang tinggi dan tahan hama penyakit. Untuk sekarang Indonesia menempati urutan 3 penghasil kopii terbesar di dunia, masih tertinggal oleh Brasil dan Kolombia. By : Negara Penghasil Kopi Terbesar Di Dunia