Kamis, 13 November 2014

Laporan Praktikum Perlintan "Mengenal Ordo Serangga Hama Parasit dan Predator"



I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Secara umum, predator/ pemangsa didefinisikan sebagai makhluk hidup yangmemakan makhluk hidup lainnya. Pemangsaan merupakan suatu cara hidup yangsumber makanannya diperoleh dengan menangkap, membunuh, dan memakan hewanlain. Contoh serangga predator adalah Kumbang ladybird, lalat perompak, dan larva syrphidae. parasit adalah binatang pada umumnya serangga yang hidupnya di dalam atau menumpang pada binatang pada binatang atau serangga lain dan menjadikan binatang yang ditumpanginya sebagai sumber kehidupannya (Adimaryanto, 2011). 
Penggolongan serangga predator adalah 1) Ordo Orthoptera (bangsa belalang) merupakan pemakan tumbuhan, namun ada beberapa diantaranya yang bertindak sebagai predator. Contoh : kecoa (Periplaneta sp.), Belalang sembah (Hierodula vitrea), dan belalang kayu (Valanga nigricornis drum); 2) Ordo Hemiptera (bangsa kepik) merupakan ordo yang memiliki anggota sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago), namun beberapa diantaranya bersifat predator yang menghisap cairan tubuh serangga lain. Contoh : kepik hijau (Nezara viridula L.), Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb), dan Bapak puncung (Dysdercus cingulatus F.); 3) Ordo Coloeptera (bangsa kumbang) angotanya ada yang bertindak sebagai tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Contoh : kumbang badak (Oryctes rhinoceros L.) dan Kumbang buas (predator) Coccinella sp. Penggolongan serangga parasit adalah 1) Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk) anggotanya meliputi serangga tumbuhan, penghisap darah, predator dan parasitoid. Contoh : lalat buas (Lepitogaster miegan); 2) Ordo hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut) merupakan kelompok besar parasitoid yang sangat penting. Contoh : parasit pinggang ramping (Xanthopimpla sp.) (Triharso, 2004).
Siklus hidup serangga predator adalah metamorphosis sempurna (holometabola) pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago. Serangga pradewasa disebut larva, dan memiliki habitat yang berbeda dengan imagonya. Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan luar. Contoh :  Ordo Orthoptera (bangsa belalang), Ordo Hemiptera (bangsa kepik), Ordo Coloeptera (bangsa kumbang). Siklus hidup serangga parasit adalah metamorphosis sederhana (Paurometabola) yaitu serangga yang mengalami perubahan bentuk secara paurometabola selama siklus hidupnya mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa dan imago. Serangga pradewasa disebut nimfa. Nimfa dan imago memiliki tipe alat mulut dan jenis makanan yang sama, bentuk nimfa menyerupai induknya hanya ukurannya lebih kecil, belum bersayap, dan belum memiliki alat kelamin. Serangga pradewasa mengalami beberapa kali pergantian kulit, diikuti pertumbuhan tubuh dansayap secara bertahap. Contoh : Ordo Hymenoptera dan Ordo Diptera (Pracaya, 2008).

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan lebih jelas antara serangga parasit dengan predator (dalam hal habitat, jumlah inang/mangsa, keaktifan dan ukuran tubuh) sehingga memudahkan identifikasi.


II. BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum dasar perlindungan tanaman materi “Mengenal Ordo Serangga Parasit dan Predator” dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 April 2014 pada pukul 11.00 – 12.40 WIB Di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Palangka Raya.

2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah Belalang Sembah (Hierodula vitrea) ordo Orthoptera, Kumbang Lembing (Monochillus scymoculatus) ordo Coloeptera, Capung Jarum (agricormis phygmae), Lalat Buas (Leptogaster miegan), dan Parasit Pinggang Ramping (Xantopinepla sp.). Alat yang digunakan adalah mikroskop stereo, loupe, alat gambar dan alat tulis.

2.3 Cara Kerja
Membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar, yaitu :
a.       Bentuk serangga secara utuh
b.      Masing-masing bagian (sayap depan dan belakang, kepala (caput), dada (thorax), perut (abdomen) dan kaki.
c.       Melakukan pengklasifikasian (spesies, genus, ordo dan familia), serta biologi serangga tersebut (telur-larva-pupa-imago atau telur-nimfa-imago) pada serangga predator dengan mangsanya, serangga parasit dengan inangnya.
d.      Membuat resume singkat yang menyangkut perbedaan serangga parasit dan predator tersebut (habitat, jumlah inang/mangsa, keaktifan dan ukuran tubuh).

 

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Ordo Serangga Parasit Dan Predator
No
Nama Serangga
Ordo
Tipe Perkembangan
Tipe Alat Mulut
Golongan Serangga
Mangsa/ Inang
1
Belalang Sembah (Hierodula vitrea)

Orthoptera
Paurometabola
Menggigit-mengunyah
predator
Nimfa walang sangit
2
Kumbang Lembing (Monochillus scymoculatus)

Coloeptera
Holometabola
Menggigit-menguyah
Predator
Kutu loncat pada padi
3
Capung Jarum (agricormis phygmae)

odonata
paurometabola
Menggigit-mengunyah
predator
Kutu daun kelapa
4
Lalat Buas (Leptogaster miegan)
Diptera
Holometabola
Menggigit-menjilat
Parasit/
predator
Kumbang penggerek buah kopi, dan kecoa.

5
Parasit Pinggang Ramping (Xantopinepla sp.)
Hymenoptera
Holometabola
Menggigit dan mengunyah
Parasit
Penggerek batang padi, ulat bulu, dan ulat jengkal.



 

3.2 Pembahasan
3.2.1 Belalang Sembah (Hierodula vitrea)
Sumber : http://www.google.com/image
Sumber : http://www.google.com/image
Klasifikasi dari belalang sembah adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthopoda
Klas                 : Insect
Subklas            : Pterygota
Ordo                : Pterygota
Famili              : Mantidae
Genus              : Hierodula
Spesies            Hierodula vitrea
Berdasarkan hasil pengamatan serangga belalang sembah termasuk ke dalam ordo Orthoptera yang merupakan serangga predator pemangsa nimfa walang sangit.  Tipe perkembangan serangga belalang sembah sebagai predator adalah paurometabola pada tipe ini serangga memiliki tiga stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, nimfa, dan imago. Tipe alat mulut dari kumbang lembing adalah menggigit mengunyah. Siklus hidup dari belalang sembah menurut Jumar (1997) adalah sebagai berikut : Telur diletakkan pada cabang tanaman dalam sarang yang dibentuk oleh betina. Masing-masing sarang bisa berisi 200 telur atau lebih. Telur berwarna cokelat kemerahan. Lama stadia telur adalah 5-8 minggu. Nimfa keluar dari sarang telur secara bersama-sama. Nimfa kelihatan seperti dewasa kecuali dia lebih kecil dan sayap belum sempurna. Nimfa ganti kulit beberapa kali. Nimfa berwarna putih, kuning ,ungu, dimana bentuk dan warnanya berubah seperti warna bunga. Nimfa mengalami 5 instar. Imago kawin dan betina bertelur dalam sarang. Biasanya betina makan jantan langsung setelah kawin atau sambil kawin. Imago berwarna hijau cerah. Stadia imago kurang lebih 4 bulan (Pracaya, 2008).

3.2.2 Kumbang Lembing (Monochillus scymoculatus)
Sumber : http://www.google.com/image
Sumber : http://www.google.com/image
Klasifikasi dari kumbang lembing adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthopoda
Klas                 : Insekta
Subklas            : Pterygota
Ordo                : Coloeptera
Famili              : Coccinellidae
Genus              : Monochillus
Spesies            Monochillus sexmaculata.
Berdasarkan hasil pengamatan kumbang lembing termasuk ke dalam ordo Coloeptera yang merupakan serangga predator memangsa kutu loncat pada padi. Tipe perkembangan serangga kumbang lembing sebagai predator adalah holometabola pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago. Tipe alat mulut dari kumbang lembing  adalah menggigit mengunyah. Siklus hidup dari serangga kumbang lembing adalah bias hidup sekitar 3-6 bulan. Serangga ini bertelur lebih kurang 350 butir. Kumbang lembing ini juga memakan aphis akar putih Saccharicoccus sacchari pada tanaman tebu, Psedooccocus brevipes pada tanaman nenas, kutu sisik Aspidiotus destructor, dan kutu sisisk Chrysomphalus dietyosperm pada tanaman kelapa dan jeruk. Larva dan lembing predator ini akan terganggu jika ada semut yang sering mencari kotorannya yang manis dari kutu dompolan putih (Pracaya, 2008).

3.2.3 Capung Jarum (agricormis phygmae)
Sumber : http://www.google.com/image
Sumber : http://www.google.com/image
Klasifikasi dari parasit pinggang ramping adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia,
Filum               : Arthopoda,
Klas                 : Insekta,
Subklas            : Pterygota,
Ordo                : Odonata,
Genus              : Agriochemis,
Spesies            Agriochemis pygmaea.
Berdasarkan hasil pengamatan capung jarum termasuk ke dalam ordo Odonata yang merupakan predator bagi kutu daun kelapa. Tipe perkembangan dari capung jarum adalah paurometabola pada tipe ini serangga memiliki tiga stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, nimfa, dan imago. Tipe alat mulut dari capung jarum adalah menggigit-mengunyah. Siklus hidup dari capung jarum yaitu melewatkan masa remajanya dalam sawah, kolam atau sungai. Capung betina meletakkan telur di dalam air, dan telur menetas di sana. Nimfa berjalan di dasar kolam/sawah, atau merayap di antara tanaman bawah air, menangkap dan memakan binatang kecil. Serangga kecil, ikan kecil, jentik nyamuk dan kecebong juga dimakan. Jika capung jarum dewasa, nimfa merayap ke luar air (biasanya pada buluh) dan melepaskan kulitnya menjadi dewasa. Memompa cairan ke dalam urat sayap untuk membuka sayapnya. Kadang-kadang terlihat dua capung yang ekornya disambung. Capung itu sedang kawin untuk menghasilkan generasi baru serangga yang indah (Hamikron, 2013).

3.2.4 Lalat Buas (Leptogaster miegan)
Sumber : http://www.google.com/image
Sumber : http://www.google.com/image
Klasifikasi dari lalat buas adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthopoda
Klas                 : Insekta
Subklas            : Pterygota
Ordo                : Diptera
Famili              : Asilidae
Genus              : Leptogaster
Spesies            : Leptogaster miegan.
Berdasarkan hasil pengamatan lalat buas termasuk ke dalam ordo Diptera yang merupakan parasit serta predator bagi kumbang penggerek buah kopi dan predator bagi kecoa. Tipe perkembangan dari lalat buas adalah holometabola, pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago. Tipe alat mulut dari lalat buas adalah menggigit dan menjilat. Siklus hidup dari lalat buas adalah dimulai dari lalat betina bertelur di tanah, kayu busuk, kotoran binatang atau di tempat lain yang serupa. Telur menetas, dan larva lalat memakan larva serangga lain atau makan daun/ kayu/ bahan lain yang busuk. Larva berubah menjadi pupa dalam kepompong. Akhirnya dewasa keluar dari kepompong untuk kawin dan mencari mangsa (Pracaya, 2008).

3.2.5 Parasit Pinggang Ramping (Xantopinepla sp.)
Sumber : http://www.google.com/image
Sumber : http://www.google.com/image
Klasifikasi dari parasit pinggang ramping adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia,
Filum               : Arthopoda,
Klas                 : Insekta,
Subklas            : Pterygota,
Ordo                : Hymenoptera,
Famili              : Icheumanidae,
Genus              : Xanthopinepla,
Spesies            : Xanthopinepla sp.
Berdasarkan hasil pengamatan parasit pinggang ramping termasuk ke dalam ordo Hymenoptera yang merupakan serangga predator memangsa kutu loncat pada padi. Tipe perkembangan dari parasit pinggang ramping adalah holometabola pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago. Tipe alat mulut dari lalat buas adalah menggigit dan menjilat. Siklus hidup dari parasit pinggang ramping adalah dimulai dari serangga dewasa yang terbang mencari ulat sebagai inang untuk generasi yang akan datang. Tawon hinggap pada ulat inangnya dan menaruh telur di dalam atau di atasnya. Telur menetas dan larva makan inang dari dalam atau dari luar. Larva kemudian menjadi kepompong, dan ulat inang mati. Kadang-kadang ditemukan ulat mati tersambung ke kepompong yang sebesar ulat itu. Kepompong itu adalah kepompong tawon. Biarkan saja, supaya dapat menghasilkan tawon baru. Setelah keluar dari kepompong, tawon dewasa terbang dan kawin. Betina mencari ulat inang lagi untuk meletakkan telurnya. Seekor betina dapat meletakkan telur pada 100 ulat (Htysite, 2013).
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum materi “Mengenal Ordo Serangga Parasit dan Predator” dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui perbedaan lebih jelas antara serangga parasit dengan predator maka dapat ditentukan dengan mengetahui habitat serangga parasit dan predator, jumlah inang yang diserang parasit dan jumlah mangsa  dari serangga predator, serta keaktifan dan ukuran tubuh dari serangga tersebut,  sehingga memudahkan dalam identifikasi serangga parasit dan predator. Pengidentifikasian dapat dilakukan dengan cara menggambarkan bentuk masing-masing bagian (sayap depan dan sayap belakang, kepala (caput), dada (thorax), perut (abdomen), dan kaki.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum dasar-dasar perlindungan kedepannya yaitu agar lebih mudah dalam pengklasifikasian dan pengindetifikasian perlu dilakukan pengawasan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar. Terima kasih,
DAFTAR PUSTAKA

Pracaya, 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta
Triharso, 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Adimaryanto, 2011. Pengertian Predator dan Parasit. http://adimaryanto.blogspot.com. Di akses pada tanggal 28 April 2014

Hamikron, 2013. Siklus Hidup Capung Jarum. http://hamikron.com. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Htysite, 2013. Siklus Hidup Parasait Pinggang Ramping. http://www.htysite.com. Di akses pada tanggal 30 April 2014

 

















LAMPIRAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar